Selasa, 03 Maret 2009

Fitnah Dajjal

Waspadalah dengan berbagai fitnah yang akan muncul.

Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya menjelang terjadinya kiamat ada fitnah-fitnah seperti sepotong malam yang gelap gulita, pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, tetapi pada sore hari ia menjadi kafir. Sebaliknya pada sore hari seseorang dalam keadaan beriman, namun di pagi hari ia dalam keadaan kafir. Orang yang duduk pada masa itu lebih baik daripada yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berjalan cepat. Maka, patahkanlah busur kalian, putuskanlah tali kalian, dan pukullah pedang kalian dengan batu. Jika salah seorang dari kalian kedatangan fitnah-fitnah ini, hendaklah ia bersikap seperti anak terbaik di antara dua anak Adam as.(yakni bersikap seperti Habil, jangan seperti Qabil).(HR. Abu Dawud(4259), Ibnu Majah(3961)Alfitan, Ahmad(19231)).

Dalam sebuah hadist disebutkan, "Ketahuilah, Sesungguhnya fitnah itu dari sini, fitnah itu dari sini, dari arah terbitnya tanduk setan."(HR. Bukhari(3279)).

Ini merupakan peringatan penting bagi setiap muslim, bahwa banyaknya fitnah yang menyebabkan seseorang murtad merupakan tanda dekatnya akhir zaman. Untuk skala lokal, barangkali yang paling nyata adalah fenomena fitnah kesulitan hidup, kemiskinan, dan kesengsaraan yang menyebabkan seseorang dengan mudah menukar agamanya. Juga godaan dunia yang dikemas sedemikian menggiurkan bagi siapapun untuk mencicipinya. Sehingga siapapun yang tidak memiliki ketahanan iman, sangat mungkin merubah imannya dalam hitungan hari.

Namun diantara berbagai fitnah yang dinubuwatkan oleh beliau saw. tidak ada satupun fitnah yang lebih berbahaya, lebih dahsyat, dan lebih keras efek yang ditimbulkannya melebihi fitnah Dajjal. Hal itu sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah saw, "Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya tidak ada fitnah di muka bumi ini semenjak Allah swt. menciptakan keturunan Adam as. yang lebih besar dari fitnah Dajjal, Sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang Nabi, melainkan telah memperingatkan kaumnya tentang fitnah Dajjal."(HR. Bukhari).

Setelah mengetahui banyaknya ragam fitnah yang dinubuwatkan oleh Rasululluah saw, maka sadarlah kita bahwa orang-orang yang ditakdirkan melewati akhir zaman akan menghadapi banyak sekali persoalan hidup yang tidak oernah dirasakan oleh orang sebelum kita. Generasi akhir zaman adalah generasi yang akan merasakan apa yang dijanjikan oleh Rasulullah saw. tentang keras dan dahsyatnya fitnah itu. Dan orang-orang yang tidak memahami hakikat dan jalan keluarnya, adalah orang yang pertama kali akan menjadi korban keganasan fitnah itu. Bisa jadi mereka adalah yang pertama kali kafir di sore hari, padahal di waktu pagi mereka masih beriman. Bisa jadi mereka menjadi krban pembunuhan yang tidak akan pernah mengetahui sebabnya, mengapa dirinya dibunuh. Atau masuk ke dalam kubu kenifakan yang tidak lagi memiliki keimanan. Atau terperosok di lembah syubhat dan syahwat yang menenggelamkan semua keimanannya, bahkan sekedar sisa-sisanya. Namun demikian, betapapun beratnya ujian dan fitnah yang akan dihadapi oleh manusia, semua itu tetap lebih ringan jika dibandingkan dengan fitnah Dajjal yang pasti akan mereka temui. Demi Allah, sungguh manusia akhir zaman adalah mereka yang akan berjumpa dengan fitnah Dajjal. Dajjal benar-benar akan keluar dan tidak mungkin tidak. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. "Dajjal pasti akan muncul di tengah kalian, tidak mungkin tidak."(HR. Ibnu Majah)

Inilah fitnah yang paling menakutkan sejak Allah swt. menciptakan keturunan Adam as. hingga datangnya hari akhir. Inilah fitnah yang selalu diingatkan oleh seluruh nabi sejak nabi Nuh as. hingga baginda kita Nabi Muhammad saw. Bahkan fitnah inilah yang paling banyak disebutkan oleh Rasulullah saw. dibanding dengan fitnah-fitnah lainnya.

Rasulullah saw. bersabda, "Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya tidak ada fitnah di muka bumi ini semenjak Allah swt. menciptakan keturunan Adam as.[dan tidak ada fitnah sehingga kiamat tiba] yang lebih besar dari fitnah Dajjal. Sesungguhnya Allah swt. tidak mengutus seorang Nabi, melainkan telah memperingatkan kaumnya akan fitnah Dajjal."(HR. Bukhari).

Benar, inilah fitnah yang paling ditakutkan oleh para sahabat, fitnah yang membuat Ummul Mukminin Aisyah menangis tersedu-sedu manakala mengingatnya. Fitnah Dajjal inilah yang diminta Rasulullah saw. agar setiap umat beliau membaca doa perlindungan kepada Allah swt. darinya di setiap akhir shalat mereka. Bahkan seorang sayyidut tabi'in Thawus bin Kaisan akan menyuruh anaknya mengulangi shalat yang dikerjakannya jika tidak membaca doa tersebut.

Banyak dari mereka yang terhenyak, kaget dan tidak percaya bahwa akan ada fitnah seperti itu. Ada yang tidak mempercayainya dan ada pula yang mencoba untuk mentakwilkannya secara bathil. Di sisi lain, ada kutub "ekstrim kanan" dari umat Islam yang menyikapi fitnah Dajjal. Mereka benar-benar menyakini keberadaan Dajjal yang akan muncul di akhir zaman, akan tetapi gambaran tentang Dajjal bukan sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah saw. Sungguh banyak fitnah syubhat Dajjal yang tidak banyak diketahui umat Islam, bahkan oleh mereka yang banyak membaca sekalipun. Akibatnya, muncullah praduga-praduga yang tidak berdasar, juga tidak dapat dipertanggung jawabkan secara nalar dan logika ilmiah. Misalnya keyakinan sebagian besar umat Islam yang menyangka bahwa Dajjal itu bermata satu, sehingga ketika sebagian mereka membuat ilustrasi tentang Dajjal, dibuatlah sebuah gambar seorang raksasa yang tinggi besar bermata satu di tengah dahinya dengan dua tanduk di kepalanya. Juga perutnya yang membuncit tanpa pakaian, dan besar tubuhnya yang seperti gunung, sehingga digambarkan ia mampu berpindah dari pulau satu ke pulau lain hanya dalam sekali langkah, bahkan kedalaman lautan pun hanya sebatas betisnya, sehingga ia mengeluarkan ikan-ikan yang ada di lautan dan jatuh di depan pengikutnya dalam keadaan sudah matang. Kemampuan Dajjal untuk membunuh siapapun yang tidak mau tunduk akan seruannya juga digambarkan secara berlebihan, padahal peristiwa pembunuhan terhadap seorang laki-laki gemuk itu hanya terjadi sekali, dan orang tersebut adalah seorang penduduk Madinah yang paling baik keimanannya saat itu. Ada lagi penggambaran yang berlebihan, Dajjal dengan kondisinya yang sangat mengerikan datang ke kota-kota, lalu menghancurkan semua bangunan hingga kota itu rata dngan tanah. Komik anak-anak yang bercerita tentang Dajjal juga menyuguhkan ilustrasi seperti itu, dan inilah yang oaling kuat membekas di dalam benak sebagian besar umat Islam.

Maka yang menjadi persoalan adalah: Benarkah seperti itu Dajjal yang dijanjikan oleh Rasulullah saw? Benarkah Dajjal adalah makhluk raksasa bermata satu yang memilki dua tanduk di kapalanya? Benarkah di awal kemunculannya ia akan menyatakan dirinya sebagai Dajjal yang berarti Sang Pendusta? Benarkah di awal kemunculannya Dajjjal telah buta dan langsung terlihat di antara kedua matanya tulisan ka fa ra? Benarkah Dajjal memiliki kemampuan berpindah dari satu pulau ke pulau lainnya hanya dengan sekali langkah? Benarkah perusakan yang dilakukan Dajjal adalah dengan menghancurkan bangunan dan gedung-gedung di sebuah kota hingga rata dengan tanah?

Jika memang demikian gambaran Dajjal yang sesungguhnya, mengapa banyak sekali orang yang ingin bergabung dengannya, bahkan mereka sangat merindukan dirinya bisa berjumpa dengan Dajjal? Rasulullah saw. menggambarkan bahwa di akhir zaman nanti banyak manusia yang sangat mengharapkan bisa bertemu dengan Dajjal untuk mendapatkan "berkah" darinya. Dari Khuzaifah ra, ia berkata: Rasulullah saw besabda "Akan datang suatu zaman di mana manusia pada waktu itu mengharapkan datangnya Dajjal. Saya bertanya, "Wahai Rasulullah saw, ayah dan ibuku sebagai jaminannya, mengapa yang demikian itu terjadi?" Beliau menjawab, "Karena kemelaratan dan penderitaan yang mereka hadapi."(HR. Thabrani).

Bahkan ketika berita kemunculannya tersebar, akan banyak suami yang segera pulang ke rumahnya untuk mengetahui, apakah di antara keluarganya ada yang menjadi pengikut Dajjal. Yang lebih menakjubkan lagi, kebanyakan pengikut Dajjal adalah kaum wanita dan orang-orang awam, juga orang-orang dusun dan mereka yang tidak memiliki intelektualitas memadai.

Apakah mereka tidak takut kepada Dajjal jika memang bentuk tubuh Dajjal seperti itu? Apakah mereka tidak takut jika Dajjal itu berbuat sesuatu yang tidak diinginkan pada dirinya? Apakah orang masih bisa tertipu oleh Dajjal jika gambaran fisik kasarnya seperti itu, bermata satu dan terlihat tulisan ka fa ra di dahinya? Bukankah Rasulullah sa. menggambarkan bahwa akan ada orang yang merasa dirinya memiliki iman yang kuat, lalu ia menyangka bahwa dirinya tidak akan terpengaruh oleh Dajjal. Namun tatkala ia sudah berada di hadapannya, tiba-tiba dirinya menjadi pengikutnya yang setia? Sebagaimana sabda Rasulullah saw, "Barangsiapa yang mendengar ada Dajjal, maka hendaklah ia bersembunyi darinya. Demi Allah, ada seseorang yang mendatanginya dan dia mengira bahwa ia akan tetap beriman lantas dia mengikutinya, karena banyaknya syubhat yang menyertainya."(HR. Imam Ahmad,Abu Dawud, dan Al-Hakim).

Bukankah di saat ada seorang mukmin dari Madinah dibelah tubuhnya menjadi dua, lalu dihidupkan kembali kemudian ia menyatakan bahwa yang membunuhnya adalah Dajjal, namun pada saat itu tidak ada orang yang mempercayai apa yang diucapkan oleh lelaki mukmin itu? Fitnah macam apa sebenarnya yang ditampakkan oleh Dajjal? Mengapa orang mukmin yang kuat imannya sekalipun diperintahkan Rasulullah saw. untuk lari menjauhinya?

Jika pengetahuan mereka tentang Dajjal seperti ini, kemungkinan besar hal itu tidak akan memberikannya faedah kepada mereka di saat fitnah itu benar-benar telah muncul di hadapan mereka. Mengapa demikian? karena sekali-kali mereka tidak akan pernah menjumpai sosok Dajjal sebagaimana gambaran-gambaran dan ilustrasi yang mereka buat. Dengan demikian, niscaya mereka tidak akan mengetahui bahwa itulah Dajjal yang dimaksud oleh Rasulullah saw.

Kubu ekstrim lainnya adalah umat Islam yang sangat asing mendengar istilah fitnah akhir zaman, apalagi terminologi Dajjal. Orangtua mereka, guru dan kiai mereka tidak pernah memperenalkan riwayat-riwayat yang benar tentang Dajjal dan fitnahnya. Mereka tidak pernah mengajarkan aqidah ini kepada anak didiknya. Mereka merasa cukup dengan menyamoaikan bahwa rukun Iman itu ada enam, tanpa menjelaskan hakikat hari akhir sebagaimana yang dipahami oleh para salaf. Akibatnya, tatkala ada orang lain yangmengingatkan dirinya akan bahaya fitnah Dajjal, maka ia sulit menerima cara pandang tersebut, bahkan cendrung mendustakannya. Kepada mereka, Umar bin Khatab ra. mengingatkan, "Akan muncul di tengah-tengah kalian (umat Islam) kaum yang mendustakan hukum rajam, Dajjal, terbitnya matahari dari barat (Kiamat), adzab kubur, syafa'at, juga mendustakan terhadap kelompok orang yang terbebas dari Neraka setelah mereka terbakar (olehnya).Sekiranya aku menemukan mereka, tentu aku bunuh mereka sebaimana kaum 'Ad dan Tsamud terbunuh (dibinasakan Allah).(HR. Ad-Dani dan Imam Hasan).

Oleh karena itu, Imam Abdurrahman Al- Muharibi mengomentari hadist-hadist tentang fitnah Dajjal dan bahayanya dengan mengatakan, "Hadist-hadist ini selayaknya dikembalikan kepada para pendidik sehingga anak-anak mengetahuinya."

Benar, anak-anak pun sejak kecil harus kita kenalkan bahaya fitnah Dajjal. Kita ajarkan kepada mereka doa-doa perlindungan dan amalan-amalan yang dapat menyelamatkan mereka dari fitnah dan bahayanya. Mereka juga harus kita ajarkan tentang ciri dan sifatnya agar jika suatu saat mereka menjumpainya dapat menghindar dan menyelamatkan diri dari bahayanya. Mari kita bersikap sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Thawus bin Kaisan, yang memerintahkan anaknya untuk mengulangi shalatnya manakala tidak membaca doa perlindungan dari fitnah Dajjal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar